Header Ads Widget


 

Ada yang Main! Dugaan Setoran Mingguan Rp1,5 Juta Per Rakit Bocor ke Oknum Penegak Hukum



PANTAUGLOBAL.COM, KUANSING — Aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) di sejumlah wilayah Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) semakin merajalela dan kian mengkhawatirkan. Salah satu titik paling mencolok berada di sepanjang aliran Sungai Batang Nalo yang melintasi Desa Pantai dan Lubuk Ramo, Kecamatan Kuantan Mudik.

Berdasarkan laporan warga setempat, jumlah rakit dan alat tambang darat di lokasi tersebut terus bertambah. Hingga Rabu (12/11/2025), diperkirakan sudah mencapai lebih dari 300 unit yang beroperasi secara terbuka tanpa tersentuh penegakan hukum.

“Iya bang, aktivitas PETI di Desa Pantai dan Lubuk Ramo bukan berkurang, malah makin banyak. Ini buktinya, saya kirimkan foto kegiatan mereka,” ujar seorang warga setempat kepada media, Rabu (12/11/2025).

Lebih mencengangkan lagi, menurut sumber warga, setiap pelaku aktivitas PETI disebut-sebut diwajibkan menyetor uang koordinasi secara rutin kepada seorang pengurus berinisial TM.

“Setiap unit menyetor sekitar Rp1,5 juta per minggu ke TM. Uang itu kemudian dibagi-bagikan kepada oknum aparat desa, bahkan diduga juga mengalir ke oknum penegak hukum,” ungkapnya.

Informasi lain menyebutkan, setiap kali muncul pemberitaan atau rencana razia, operasi penertiban kerap bocor lebih dulu. Akibatnya, kegiatan ilegal ini terus berjalan tanpa hambatan berarti.

“Selama ini razia selalu bocor duluan. Katanya sudah dimusnahkan 17 rakit oleh Polsek Kuantan Mudik, tapi faktanya tidak begitu. Tambang masih jalan terus, bahkan bertambah banyak,” ujar sumber lain yang meminta identitasnya dirahasiakan.

Kegiatan PETI itu diketahui beroperasi di kawasan Sungai Batang Naro, tepatnya di area estate Bukit Sepayung milik PT Karya Tama Bakti Mulia (KTBM). Aktivitas tambang berlangsung siang dan malam tanpa henti, menyebabkan kerusakan lingkungan yang semakin parah. Air sungai berubah keruh pekat, lahan sekitar menjadi gersang dan terdegradasi akibat limbah tambang.

“Kami warga sudah sangat resah. Mohon agar Bapak Kapolda Riau turun langsung. Jangan biarkan Kuansing hancur karena tambang ilegal ini,” harap warga.

Hingga berita ini diterbitkan, upaya konfirmasi masih dilakukan kepada pihak-pihak terkait, termasuk Tomi (TM) yang disebut-sebut sebagai pengurus kegiatan PETI di wilayah tersebut. (tim/red)

Posting Komentar

0 Komentar