PANTAUGLOBAL.COM, PEKANBARU — Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Riau, Larshen Yunus, menyoroti keras sikap Gubernur Riau H. Abdul Wahid, S.Pd.I., M.Si., yang dinilainya tidak mampu mengelola isu strategis sektor migas di daerah. Ia menilai, alih-alih membangun solusi, Gubernur justru menggiring opini publik dengan narasi menyesatkan dan tudingan sepihak terhadap PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).
Menurut Larshen Yunus, Gubernur Riau terkesan terus menyalahkan pihak lain tanpa dasar yang kuat. “Ketidaksanggupan menghadapi argumentasi PHR dibalas dengan pola kampungan—membangun opini sesat, berita bohong, dan hoaks,” ujar Larshen Yunus di Pekanbaru, Kamis (23/10/2025).
Ia menegaskan, PHR selama ini telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Riau, terutama di sektor migas. Berdasarkan data yang dimilikinya, sumbangan PHR terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Riau tetap konsisten dan menjadi salah satu pilar utama ekonomi daerah.
“Tanpa sektor migas, pertumbuhan ekonomi Riau hanya 3,6 persen. Dengan dukungan migas, bisa mencapai 4,59 persen. Ini fakta, bukan opini,” tegasnya.
Larshen Yunus juga mengungkapkan, pertemuan antara DPP KNPI Pusat dengan jajaran Direksi PHR dan SKK Migas Sumbagut di Gedung RDTX Place, Jakarta Selatan, Jumat (17/10/2025), membuktikan adanya semangat kolaborasi antara pemuda dan industri migas nasional.
Meski begitu, ia tetap mengingatkan agar PHR memperluas keterlibatan perusahaan lokal agar dampak ekonomi bisa lebih terasa. “Kami memahami beban target lifting dan investasi, tapi keterbukaan data juga penting. Libatkan masyarakat daerah untuk ikut mengawal progresnya,” ujar Ketua KNPI Riau itu.
Di sisi lain, Larshen Yunus menilai kepemimpinan Gubernur Abdul Wahid lemah dan minim gagasan. “Beliau ini seperti kehilangan arah. Kerjanya hanya seremonial, berkunjung dan berfoto. Tidak ada ide konkret untuk memperkuat ekonomi daerah,” kata Larshen Yunus, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum DPP Gabungan Rakyat Prabowo Gibran.
Ia menilai, langkah Gubernur yang kerap menyalahkan pihak lain justru memperburuk kepercayaan investor terhadap Riau. “Alih-alih membangun, malah memecah. Ini sangat berbahaya bagi iklim investasi,” lanjutnya.
Larshen Yunus menutup pernyataannya dengan apresiasi terhadap PHR dan SKK Migas atas kerja sama yang selama ini terjalin. “Kami berterima kasih kepada PHR yang sudah bekerja maksimal. Harapan kami, kontribusi terhadap pembangunan Riau bisa terus meningkat, apalagi dalam situasi fiskal yang berat seperti saat ini,” pungkasnya. (rls/red)









0 Komentar