Header Ads Widget


 

Kurangnya Pelayanan RS Awal Bros, Pimplan dan Lalai dalam Memberikan Pelayanan Terhadap Pasien


PANTAUGLOBAL.COM, DUMAI - Salah satu pasien yang berobat di Rumah Sakit (RS) Awal Bros merasa kecewa dengan pelayanan yang di lakukan di RS Swasta tersebut. Kurang pelayanan, sehingga keluarga pasien memutuskan membawa pulang pasien yang dalam posisi sakit. 

Pasien yang bernama Nursita, menyampaikan melalui suaminya yang bernama Sukarto, mengatakan pelayanan RS Awal Bros ini sangat minim. Yang mana dugaan tidak mengikuti standar SOP. 

"Inilah yang dialami istri saya," ujar Sukarto, menceritakan kepada sejumlah awak media.  

Dikatakannya lagi, bahwa pelayanan RS Awal Bros sangat pimplan baik dari segi pelayanan perawat serta dokternya. Seperti yang di jelaskan suami dari pasien ini, mengenai penyakit yang diderita istrinya menurut keterangan dari dokter sepisialis bedah yang berinisial AN, mengatakan ada tiga jenis penyakit yang dialami Nursita

"Yakni penyakit usus buntu serta kantong kemihdan pembengkakan hati," cerita Sukarto. 


Ketika hal ini dipertanyakan dengan tegas oleh suami dari pasien terkait penyakit yang diduga ada tiga penyakit, seperti yang di sampaikan Dokter AN, kalau di operasi kira kira yang mana terlebih dulu di operasi. Sukarto mengatakan mengingat dulu istrinya sudah pernah oprasi di saat melahirkan.

Uniknya, pertanyaan yang disampaikan suami dari pasien Nursita tidak mendapat jawaban yang pasti dari Dokter AN, sehingga hal ini menjadi rancu bagi suami Nursita untuk mengambil keputusan. 

Lanjutnya, suami dari pasien mengambil keputusan untuk membawa pulang. Hal ini dikernakan tidak ada kepastian yang jelas dari pihak RS Awal Bros maupun Dokter Spesialis Bedah yang menangani pada saat itu. 

Kuat dugaan ketidakseriusnya RS Awal Bros menangani pasien terlihat seperti mengganti infus, sudah berulang ulang Sukarto menyampaikan sama perawat yang berjaga pada saat itu. 



Namun seperti tidak dilaksanakan menurut keterangan Sukarto, suami dari pasien tersebut, terkait saat penggatian infus sampai satu jam.

"Apakah hal ini tidak menjadi bahan pertanyaan bagi saya, selaku suami pasien, saat mengganti infus dan seharusnya membutuhkan waktu berapa lama. Malahan perawat yang menganti infus langsung. 

Ditambahkan Sukarto, perawat enggan menjawab pertanyaannya mengenai berapa lama mengganti infus tersebut. 


Sehingga Sukarto membawa pulang istrinya dari RS swasta yang berkerjasama dengan BPJS tersebut. Namun ketika suami dari pasien membawa pulang istrinya, pihak RS meminta tanda tangan suami dari pasien yang mana isi dari surat yang ingin di tandatangani ada lah surat penolakan operasi. 

Mengenai penandatanganan surat penolakan operasi tersebut, tentu mendapat penolakan dari suami pasien. Dikarenakan pihak RS tidak dapat memastikan penyakit dari pasien tersebut, malahan berandai andai tanpa menjelaskan penyakit apa yang diderita. 

Menanggapi keluhan masyarakat terkait buruknya pelayanan di RS Awal Bros, Ketua PJID Kota Dumai Zakaria menyampaikan pandangannya dengan tegas. 

Saat di ruangan RS Awal Bros Dumai, Minggu, 14 September 2024, Zakaria menyampaikan hal ini harus mendapat perhatian serius oleh Pemko Dumai. 

Menurut Zakaria, sebagai salah satu RS swasta besar di Dumai dan tekanan BPJS, RS Awal Bros memiliki tanggung jawab penuh untuk memberikan pelayanan yang ramah dan profesional kepada masyarakat, terutama dalam hal layanan kesehatan. 

"Pihak rumah sakit wajib dan harus melayani masyarakat dengan baik. Tidak seharusnya ada alasan yang membuat masyarakat kecewa dengan pelayanan yang diberikan," ujar Zakaria. 

Ia juga menyoroti penjelasan Dokter ADK mengenai penyakit pasien yang tidak bisa di pastikan oleh dokter yang menangani Nursita pada saat itu terkesan tidak profesional. 

Zakaria juga menekankan bahwa masalah ini bukan hanya terjadi di RS Awal Bros, tetapi juga tejadi di RSUD Kota Dumai, yang merupakan RS milik pemerintah. Ia berharap Pemerintah Kota Dumai segera turun tangan dan meninjau pelayanan di rumah sakit-rumah sakit yang ada di Kota Dumai terutama RS Awal Bros agar masyarakat bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak dan tidak merasa dipersulit. 

"Saya berharap pemerintah bisa mengatasi hal ini dengan cepat, agar masyarakat bisa sehat dan terbantu. Jangan sampai ada unsur bisnis yang memanfaatkan situasi pasien. Jika pengobatan dikatakan gratis, maka harus benar-benar gratis dan tanggung jawab RS harus penuh hingga pasien merasa nyaman dan sehat," tukas Zakaria. 

Ia juga menutup dengan mengingatkan bahwa pelayanan kesehatan merupakan amanah yang harus dijalankan dengan baik. 

"Allah SWT lebih tahu apa yang diperbuat. Jangan sampai masyarakat yang sakit justru semakin dipersulit," tutup ketua PJID Kota Dumai. *** (tim/red) 


Posting Komentar

0 Komentar