PANTAUGLOBAL.COM, DUMAI - Salah satu pasien atas nama Nursatia, istri dari Sukarto yang berasal dari Desa Titi Akar Kecamatan Rupat Utara, pada hari Jumat sore, masuk ke Rumah Sakit (RS) Awal Bros. Nursita yang mengeluh sakit kepala dan muntah- muntah saat makan dan minum juga mengeluh sakit pada perut, Minggu (15/9/2024).
Setelah pasien dirawat, dokter mengatakan bahwa gejala penyebab sakit pasien akibat usus buntu dan harus di operasi. Namun, Sukarto selaku suami pasien keberatan untuk dilakukan operasi usus buntu sebab, sebelumnya istrinya sudah pernah operasi sesar saat istrinya melahirkan. Sehingga Sukarto meminta kepada dokter yang menangani istrinya ini untuk melakukan pengobatan supaya rasa sakit kepala dan muntah - muntah saat makan atau minum ini bisa sembuh.
Saat dilakukan proses operasi usus buntu melalui cek USG, apa benar istrinya positif mengidap sakit usus buntu yang membuat istrinya mengeluh sakit pada ulu hati dan sakit kepala dan juga muntah- muntah saat makan dan minum. Akhirnya pada malam harinya, dokter menyarankan istrinya berpuasa, agar esok paginya bisa dilakukan USG untuk memastikan penyebab sakitnya kembali.
Sabtu Pagi (14/9/2024), yang awal dijanjikan jam 08.00 WIB, mau di USG dan tidak jadi disebabkan dokter belum datang. Namun istrinya yang terus mengeluh sakit dan tetap puasa, melihat hal itu Sukarto meminta kepada perawat yang berdinas sekitar jam 09.00 WIB lebih kurang, membawa pasien ke Ruang USG dan dari hasil USG didapatkan bahwa istrinya menderita sakit usus buntu dan terinfeksi kantong kemih. Disebutkan juga bahwa ada pembengkakkan pada hati.
Lanjutnya, Sukarto bertanya kembali dengan dokter yang melakukan USG dan dari hasil cek USG apa penyebab istrinya mengeluh sakit nyeri pada hati dan makan atau minum terus muntah - muntah.
Dokter menjelaskan, kemungkinan gara- gara usus buntu atau bisa jadi infeksi kantong kemih. Mendengar hal itu sukarto mengatakan, jika dioperasi usus buntu, apakah keluhan seperti sakit kepala dan muntah- muntah saat makan juga minum yang di rasakan istri saya bisa hilang atau sembuh. Dokter hanya menjawab belum tentu, sebab bisa jadi infeksi kantong kemih juga bisa timbul hal yang sama. Atas penjelasan dokter tersebut, membuat suami pasien ragu dan bahkan meradang.
Apalagi ditambah penjelaskan dokter tersebut, jika posisi usus buntu itu yang akan dilakukan operasi dekat dengan bekas operasi sesar saat istrinya melahirkan. Mendengar hal itu, Sukarto semakin bimbang dengan kondisi istrinya yang saat itu sangat lemah dan sudah beberapa hari tidak bisa makan dan minum karena terus muntah - muntah.
Akhirnya dokter menyarankan untuk di infus dan memberikan obat anti nyeri atau lambung. Namun selama tiga hari di RS Awal Bros di Kamar 320, istri Sukarto tetap mengeluh sakit kepala dan minum makan tetap muntah - muntah. Akhirnya, sampai hari Minggu kemarin (15/9/2024), Sukarto meminta istrinya di keluarkan dari RS Awal Bros.
Diceritakan Sukarto, bahwa ini berawal dari pergantian cairan infus dimana paginya infusnya habis. Akhirnya Sukarto, menekan tombol darurat agar tenaga medis yang bertugas datang untuk mengganti cairan infus yang mana botol infus sudah tinggal sedikit. Sudah beberapa kali baik menekan tombol darurat dan tak kunjung tiba, Sukarto mendatangi langsung menemui Perawat yang bertugas saat itu menyampaikan menunggu.
Akhirnya sampai lebih kurang satu jam menunggu tidak diganti juga, sehingga tangan kanan istrinya bengkak dan dalam selang infus bukan cairan infus yang nampak tapi darah merah. Dalam selang infus tersebut menggumpal serta sudah kental melihat hal itu, Sukarto mencari salah satu tenaga medis atau perawat agar dicabut saja jarum yang masih tertancap ditangan kanan istrinya supaya darah istrinya tidak masuk ke selang infus.
Perawat yang membantu mencabut jarum dari sebelah tangan kanan dan akan mengganti jarum infus kesebelah tangan kiri tetapi saat itu pembuluh darahnya tidak bisa lagi di karenakan kondisi kesehatan pasien semakin lemah karena terus muntah. Melihat kesulitan memasang jarum infus, Sukarto bertanya sama perawat yang sedang memasang jarum infus, kenapa sulit dipasang.
Lalu Perawat mengatakan, jika sudah lama dibiarkan kosong cairannya begitulah sulit untuk di infus lagi.
"Ini aja darah yang keluar diselang infus sampai sudah beku dan keras mengental karena terlalu lama," ucap perawat ditirukan Sukarto.
Mendengar hal itu, Sukarto langsung marah dan meminta jangan dilanjutkan lagi untuk dipasangi infus.
"Saya akan bawa istri saya pulang aja dari pada istri saya meninggal dunia atas ketidakseriusan pelayaan serta kelalaian rumah sakit ini," kesal Sukarto menceritakan dihadapan awak media.
Berawal dari kejadian tersebut, Sukarto langsung minta pihak administrasi RS Awal Bros untuk menyiapkan segala persyaratan agar diizinkan pulang. Sukarto diminta pihak RS Awal Bros untuk menanda tangan surat permintaan pulang atas kehendak sendiri.
Dalam surat tersebut, tertulis alasan pulang akibat buruknya pelayanan RS Awal Bros, dimana untuk mengganti cairan infus saja harus satu jam.
Setelah surat pernyataan ditanda tangan dinyatakan selesai, tetapi salah satu tenaga medis (perawat) mendatangi Sukarto membawa surat penolakan untuk operasi usus buntu.
"Namun tidak saya tandatangani, karena nampak mereka mau menyelamatkan diri dan tidak mau disalahkan," tukas Sukarto. *** (tim/red)
0 Komentar